TERANG saja dengan beraninya pria itu melewati sebuah rumah keramik dinding berwarna merah dan pintu dan jendela warna biru di salah satu gang sempit yang ada di Mendawai itu. Sebab sangat yakin bahwa tiada orang yang bakal melihat dan mengenalinya. Berbeda dengan 2 tahun silam, hampir benar-benar tidak berani sebab was-was bisa-bisa melihat seseorang disana.
Sebelumnya dia baru saja singgah di sebuah masjid di dekat situ sholat magrib. Di depannya tertulis Masjid Alkautsar. Baginya, masjid itu merupakan salah satu yang paling berpengaruh bagi dirinya. Kurang tau apakah itu. Namun dari itu membuat berbagai cerita masa lalu terputar kembali di otaknya. Bahkan membuatnya tak sadar bahwa dia sedang melintasi sebuah gang yang paling diingatnya lalu melewati rumah tadi.
Ooo.. dia baru sadar biarpun keberaniannya sudah seratus persen, tapi masih sedikit gelombang degdegan di dadanya. Ntah kenapa, bahkan dia sendiri kepada dirinya. Apa yang sudah kulakukan ini?
Tidakk..bukan, dia menyadari sesungguhnya yang sudah terjadi di masa lalu, apapun, sudah takdir, sudah diatur oleh Allah, yang maha kuasa.
PangkalanBun, 7 Agustus 2010.
No comments:
Post a Comment