Sudah sekitar dua minggu ini diriku ngelesin seorang siswa SMP kelas 9. Tepatnya sejak 21 Februari 2010 lalu. Alhamdulillah sekarang dah mulai terbiasa. Yang awalnya dulu deg-degan ketika baru nyampe depan gang rumah si siswa, sekarang sudah enggak lagi. Yang dulunya telat datang dan mengajarnya lebih dari 1,5 jam sekarang mungkin dah mulai belajar mengatur waktu. Yang dulu masih belum hapal jalan ke rumahnya sekarang sudah enggak lagi dan mulai terbiasa melakukan perjalanan malam hari ke sana.
Namanya adalah Tiara, lengkapnya Tiara Agustina. Kelas 9 salah satu SMP di Semarang namanya SMP Institut Indonesia. Alamat rumahnya di Tlogosari Wetan Gg Gasem Indah, jauh banget deh dari kosku. Sekitar setengah jam naik motor. Bayangin aja bolak balik dah habis bensin seliter tuh, sebanding gak tuh dengan honorku jadi tentor 19ribu. Denger-denger temanku ada yg jadi tentor di tempat lain, gajinya malah 20ribu padahal letak muridnya tidak jauh yaitu di Banyumanik.
Sebenarnya dari info yang kudapat dari mas Gugun sebagai pemilik bimbingan belajar tempatku bernaung yakni Bimbingan Belajar PERSPEKTIF, bahwa uang yang di tarik dari sisswa adalah 26000. Berarti ada 7000 yang masuk ke kas Bimbel. Sebenarnya malah honor tentor adalah 16000 tetapi karena letak rumah anak didikku jauh jadinya dikasih honor 19000.
Aku sih saat ini gak memusingkan honornya berapa, yang penting adalah pengalaman yang kudapat. Tetapi terkadang aku juga berpikir harusnya honor sebandinglah. Soalnya dua hal yang kupertimbangkan yaitu biaya bensin yang kukeluarkan 1liter=4500, sedangkan penambahan honorku hanya 3000, lalu yang kedua adalah mengenai waktu. Setengah jam diperjalanan dikali 2 (berangkat+pulang) ditambah waktu belajarnya (1,5 jam) adalah 2,5 jam. Singkat cerita kalau pulang dari ngelesin adalah setengah 10an (malam). Nahlo, aku takutnya kalau lagi banyak tugas kuliah, waktu belajarkupun berkurang. Coba seandainya rumahnya dekat alias pemakaian waktu perjalanan singkat kan lain ceritanya.
Tetapi terkadang pemikiran yang dalam tanda kutip “mengeluh” itu sirna begitu saja, disaat teringat sikap kekeluargaan dari bapak/ibu Tiara (aka siswa), mereka baik, bahkan setiap jam private aku disuguhi minuman terus. Serta diri Tiara yang aku suka, orangnya cantik, manis, baik, pendiam, dan pemalu. Mungkin saja jika aku mengajar di tempat lain, muridku gak seperti dia.
Setiap Rabu dan Minggu adalah jadwalku negelesin Tiara. Mulai dari jam 19.00 sampai 20.30. Tetapi terus terang selama ini aku agak telat, bahkan pernah sekali datang telat sengah jam lebih. Trus kalau waktu selesai, juga diriku kadang gak ingat waktu. Yah bisa sampai jam 9 bahkan stengah 10.
No comments:
Post a Comment