Friday, July 10, 2009
Quick Count Alias Perhitungan Cepat Pemilu
Quick count adalah metode perhitungan secara cepat hasil pemungutan suara dalam suatu pemilihan umum dengan menggunakan sejumlah TPS (Tempat Pemungutan Suara) sebagai unit sampel. Dengan quick count, hasil perhitungan suara bisa diketahui secara cepat, yaitu hanya dua sampai tiga jam setelah perhitungan suara di TPS ditutup.
Kecepatan ini bisa didapat karena dalam quick count kita tidak menghitung suara dari semua TPS (yang jumlahnya mencapai ratusan ribu TPS), namun cukup dengan sejumlah kecil TPS sebagai sampel. Inilah salah satu sumbangan penting ilmu pengetahuan, terutama statistik ke dalam dunia politik. Jika penarikan sampel dilakukan dengan benar dan prosedur pencatatan dipatuhi dengan baik, hasil quick count akan sama dengan hasil perhitungan suara di seluruh TPS meski hanya memakai sejumlah TPS sebagai sampel.
Saat ini quick count dipakai untuk mengatasi lambannya perhitungan suara yang dilakukan penyelenggara pemilu. KPU/KPUD biasanya akan mengumumkan hasil pemilu/pilkada beberapa hari atau bahkan beberapa minggu kemudian. Padahal kepastian hasil siapa yang menang dalam Pemilu atau Pilkada penting diketahui secepat mungkin oleh publik. Selama masa menunggu hasil akhir diumumkan KPU/KPUD, biasanya tensi politik akan terus tinggi. Keberadaan quick count bermanfaat untuk mendinginkan tensi politik itu.
Hasil quick count juga penting artinya di negara-negara dimana independensi penyelenggaraan pemilu diragukan. Hasil quick count bisa dijadikan pembanding dengan hasil yang diumumkan penyelenggara pemilu. Jika terdapat perbedaan yang signifikan, mungkin kita bisa mengatakan telah terjadi manipulasi perhitungan suara yang dilakukan penyelenggara pemilu.
Sebaliknya, hasil quick count bisa menjadi bencana bagi masyarakat jika tidak dilakukan dengan metodologi yang tepat dan pengorganisasian relawan yang baik. Seperti yang pernah terjadi pada beberapa Pilkada, hasil quick count yang berbeda-beda dari berbagai lembaga survei menjadi memicu perselisihan antar pendukung kandidat karena saling mengklaim sebagai pemenang Pilkada.
Hasil quick count punya dampak politik besar. Politisi, kandidat, media hingga masyarakat umum akan menunggu hasil quick count. Karena itu, quick count harus dilakukan dengan benar. Jika quick count dilakukan secara salah, dengan metodologi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, quick count justru bisa menimbulkan “masalah” baru.
Labels:
artikel
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment